Cinderamata Kaldera Tengger
Derap langkah menguasai suasana pelataran amfiteater Jiwa Jawa.
Hiruk pikuk suara insan manusia saling beradu,
mengerek antusiasme pada tiang sukacita.
Mentari menyisih dari penglihatan,
memanggil rembulan dan bintang berpatroli.
Petang memadu kasih dengan dingin,
merekatkan kasih para hadirin yang menanti.
Permen kapas kelabu itu berselimutkan selendang tipis putih yang mengudara,
seperti kupu-kupu tak tersentuh.
Lantunan musik menyeruak anggun merengkuh seluruh indera, mencipta sunyi selepas ramai.
Daun dan ranting berlenggok,
pepohonan cemara dan pinus menari dengan anggun.
Bersorotkan cahaya gemintang,
iringan suling memanjakan semesta dan penghuninya.
Menimang asa, nalarku berkelana nun jauh menapaki intuisi.
Dalam keteduhan, kurapalkan kredo kepada Sang Kemuliaan.
Kaldera Tengger menajamkan penglihatan sebagai saksi keintiman musik dan alam,
siluetnya terlihat gagah dan indah.
Menempatkan Kaldera Tengger pada takhta latar panorama eksklusif.
Agnes Win - Bromo, Juli 2022
Komentar
Posting Komentar